Bamsoet: Sistem Pendidikan Jarak Jauh Solusi Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi di Indonesia

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kembali menegaskan pentingnya program wajib belajar hingga perguruan tinggi gratis bagi warga negara Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi. Terlebih saat ini bangsa Indonesia tengah menyongsong 'generasi emas' dan puncak bonus demografi, di mana ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas menjadi tumpuan bagi suksesnya pembangunan nasional. "Harus diakui saat ini pemerataan akses pendidikan tinggi masih belum merata. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari sekitar 2 sampai 3 juta lulusan SMA dan SMK setiap tahunnya, hanya sekitar 38 persen yang berkesempatan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Artinya, hanya sedikit 'generasi emas' Indonesia yang mampu menyandang gelar sarjana," ujar Bamsoet, usai menerima Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (1/7/2021).

Ketua DPR RI ke 20 ini menuturkan sistem pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi bisa menjadi satu di antara solusi terbaik pemerataan akses pendidikan tinggi. Sistem pendidikan berbasis teknologi informasi mampu menyediakan akses pendidikan seluas luasnya bagi lulusan sekolah menengah tingkat atas di seluruh wilayah Indonesia, baik yang tidak terserap oleh perguruan tinggi, maupun yang terpaksa menunda melanjutkan pendidikan karena harus bekerja. "Penyelenggaraan pendidikan yang masih mengadopsi sistem dan prosedur konvensional, harus mulai bergeser pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi. Kondisi pandemi Covid 19 mengajarkan kita untuk semakin menegaskan urgensi pemanfaatan teknologi informasi sebagai langkah terobosan untuk menyiasati berbagai kendala, terutama pembatasan aktivitas dan kontak fisik dalam proses belajar mengajar," kata Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, penerapan sistem pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi sangat mungkin dilaksanakan di Indonesia. Data dari perusahaan media asal Inggris (We Are Social) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia per Januari 2021, telah mencapai 202,6 juta dengan tingkat penetrasi 73,7 persen. "Tingginya angka penetrasi internet yang terus memperlihatkan tren peningkatan, menunjukkan bahwa dari aspek aksesibilitas, mayoritas penduduk Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa telah dapat menjangkau akses internet," jelasnya.

"Tren pendidikan global yang menuntut segala sesuatunya serba cepat dan efisien, menjadikan kehadiran ekosistem pembelajaran digital sebagai sebuah keniscayaan yang tidak terelakkan," pungkas Bamsoet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *